会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Masa Depan Indonesia: Pembangunan Harus Inklusif Berbasis Etika!

Masa Depan Indonesia: Pembangunan Harus Inklusif Berbasis Etika

时间:2025-05-29 20:13:13 来源:quickq安卓版下载外网 作者:焦点 阅读:725次
Warta Ekonomi,quickq官方网站下载 Jakarta -

Kampus, sarjana, dan para akademisi memiliki tanggung jawab tidak hanya moral, tetapi juga tanggung jawab sosial. Hal ini diwujudkan dengan melaksanakan apa yang harus dilakukan berdasarkan ilmu pengetahuan, kecakapan, dan kemahiran yang telah dikuasai—tentu dengan berbasis etika dan nilai-nilai yang dijunjung tinggi.

Gambaran besar Indonesia adalah perpaduan antara optimisme dan kewaspadaan. Ada banyak alasan untuk optimis terhadap masa depan Indonesia, terutama sebagai negara yang menempati peringkat pertama dalam kategori negara dengan tingkat kesejahteraan subjektif (flourishing). Hal ini terlihat dari studi global oleh Universitas Harvard, Universitas Baylor, dan Gallup pada tahun 2024. Artinya, orang Indonesia adalah yang paling puas dan bersyukur dengan kehidupannya, bahkan dibandingkan dengan negara-negara maju sekalipun.

Masa Depan Indonesia: Pembangunan Harus Inklusif Berbasis Etika

Masa Depan Indonesia: Pembangunan Harus Inklusif Berbasis Etika

Namun, di sisi lain, tantangan nyata masih menghadang kita, yaitu masalah ketimpangan dan kemiskinan. Kita tidak boleh hanya puas dengan persepsi kebahagiaan, tetapi juga harus jujur pada realitas objektif yang harus diatasi bersama. Ketimpangan masih tinggi (indeks Gini 0,379), dan jurang pemisah antara segelintir orang kaya dengan mayoritas rakyat yang terbelit lingkaran setan kemiskinan (vicious circle of poverty) masih sangat lebar.

Masa Depan Indonesia: Pembangunan Harus Inklusif Berbasis Etika

Di sisi lain, Bank Dunia menyebutkan bahwa pada tahun 2024, lebih dari 60,3% penduduk Indonesia (setara dengan 171,8 juta jiwa) hidup di bawah garis kemiskinan. Sementara itu, data resmi BPS mencatat tingkat kemiskinan Indonesia per September 2024 sebesar 8,57% atau sekitar 24,06 juta jiwa. Perbedaan ini terjadi karena indikator yang digunakan sangat berbeda. Misalnya, menurut BPS, sebuah keluarga dengan lima anggota dan penghasilan sekitar Rp3 juta ke atas tidak termasuk kategori miskin. Sedangkan menurut Bank Dunia, keluarga dengan lima anggota harus berpenghasilan sekitar Rp17 juta ke atas baru dianggap bukan keluarga miskin.

Masa Depan Indonesia: Pembangunan Harus Inklusif Berbasis Etika

Bagaimana menyikapi perbedaan angka ini? Kita harus bijaksana. Jika hanya memakai standar minimum nasional, kita mungkin merasa sudah berhasil, padahal sebagian besar rakyat belum mencapai standar hidup yang bermartabat sesuai tingkat perkembangan ekonomi. Namun, penerapan standar Bank Dunia sepenuhnya tanpa penyesuaian juga tidak realistis. Keluarga berpenghasilan Rp17 juta jelas lebih dari cukup, terutama di daerah. Intinya, kemiskinan adalah isu bersama yang harus terus diperangi.

Isu terakhir bagi Indonesia ke depan adalah "Etika dalam Pembangunan sebagai Kompas Masa Depan Bangsa". Etika memegang peran vital dalam pembangunan. Pembangunan harus inklusif dan mempertimbangkan aspek baik-buruk, tidak hanya mengejar angka pertumbuhan, tetapi juga:

Memastikan tak ada yang tertinggal,

Mengoreksi ketimpangan akses,

Menjunjung martabat manusia, bukan hanya statistik.

Etika menuntun kita untuk tidak puas hanya dengan penurunan angka kemiskinan versi nasional, melainkan mendorong kebijakan yang meningkatkan standar hidup rata-rata, selaras dengan posisi Indonesia sebagai negara berkembang maju.

"The real development is not how fast we progress, but how much we progress together."

("Pembangunan sejati bukanlah tentang seberapa cepat kita maju, tetapi seberapa banyak yang kita ajak maju bersama.")

Isu keadilan tidak boleh dilupakan. Pola pembangunan ke depan harus:

a) inklusif dalam kebijakan,

b) etis dalam pendekatan, metode, dan tindakan,

c) mengedepankan visi jangka panjang yang berkesinambungan dan berkelanjutan.

(责任编辑:休闲)

相关内容
  • 7 Cara Mencegah Ambeien agar Tak Mudah Kambuh, Jangan Tunda BAB
  • Trump Kejutkan Investor, Bursa Eropa Anjlok Menyusul Ancaman Tarif 50%
  • Rahasia Umur Panjang Dorothy Palmer, Hidup Sehat hingga Satu Abad
  • Zulhas Bantah Berikan Dukungan Pada Prabowo Subianto: Hanya Sebatas Komunikasi Politik
  • Berbahaya, Ini 5 Cara Mencegah Heat Stroke di Tengah Cuaca Panas Terik
  • Emas Antam di Pegadaian Dipatok Rp2 Jutaan per Gram, UBS dan Galeri 24 Dijual Segini
  • Perlu Dicatat! Ayah David Ozora Tegaskan Tak Akan Berdamai dengan Shane, Mario dan AG
  • Bandingkan Vonis Bharada E, Kuat Ma'ruf Merasa Tidak Adil
推荐内容
  • Viral Warga Garut Tidak Tidur 4 Tahun, Diduga Alami Kelainan
  • Jangan Sikat Gigi Setelah Sarapan di Pagi Hari, Ini Alasannya
  • Thailand Ubah Aturan Visa Jangka Panjang demi Rayu Investor Asing
  • Keputusan PN Jakpus Tidak Berpengaruh, Wapres Ma'ruf Amin : Persiapan Pemilu 2024 Tetap Berlanjut
  • TPN Anggap Pulau Jawa Kunci Kemenangan Pasangan Ganjar
  • Jangan Sikat Gigi Setelah Sarapan di Pagi Hari, Ini Alasannya