首页 > 综合
Pertama dalam Sejarah, Jepang Izinkan Wanita Ikut Festival Pria Bugil
发布日期:2025-06-07 20:40:28
浏览次数:123
Jakarta,quickq收费 CNN Indonesia--

Sebuah kuil di Jepangyang menjadi tempat penyelenggaraan Festival Hadaka Matsuri atau "Pria Bugil" sejak sekitar 1.250 tahun yang lalu, untuk pertama kalinya dalam sejarah akan mengizinkan wanita ambil bagian dalam ritual tersebut pada tahun ini.

Namun, wanita tetap tidak diizinkan untuk berpartisipasi dalam puncak festival, di mana para pria hanya akan mengenakan cawat mencoba menyentuh laki-laki telanjang bulat, yang dalam Bahasa Jepang disebut sebagai shin-otokoatau "manusia dewa", untuk mendapatkan keberuntungan di tahun depan.

Keputusan para tetua di Kuil Konomiya, Inazawa, prefektur Aichi, mendapat pujian dari kaum wanita dan pakar gender, karena dianggap sebagai langkah maju dalam kampanye mereka untuk kesetaraan.

Pertama dalam Sejarah, Jepang Izinkan Wanita Ikut Festival Pria Bugil

Pertama dalam Sejarah, Jepang Izinkan Wanita Ikut Festival Pria Bugil

Pilihan Redaksi
  • Bromo Masuk 3 Besar Taman Nasional Terindah di Dunia
  • Roller Coaster Macet Terjadi Lagi, 32 Orang Tergantung Terbalik
  • Kapan Waktu Terbaik Liburan ke Jepang?

Festival Hadaka Matsuri yang biasanya hanya diperuntukkan bagi pria dijadwalkan berlangsung sepanjang hari pada tanggal 22 Februari. Pejabat panitia penyelenggara Mitsugu Katayama mengatakan kepada This Week in Asiabahwa sekitar 10 ribu masyarakat lokal diperkirakan akan ambil bagian dalam festival tersebut.

Pertama dalam Sejarah, Jepang Izinkan Wanita Ikut Festival Pria Bugil

ADVERTISEMENT

Pertama dalam Sejarah, Jepang Izinkan Wanita Ikut Festival Pria Bugil

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengklaim bahwa perempuan tidak dilarang secara aktif untuk mengambil bagian dalam setiap elemen perayaan hari itu, namun sebelumnya tidak ada kelompok perempuan setempat yang ingin terlibat.

Tahun ini, sekitar 40 wanita berkumpul untuk mengambil bagian dalam ritual persembahan bambu di kuil tersebut.

Ayaka Suzuki, salah satu wanita yang pertama kali ambil bagian dalam acara tersebut, mengatakan pada konferensi pers di kuil pada Sabtu (20/1) bahwa dia sudah lama ingin terlibat.

Penduduk Inazawa mengatakan bahwa dia ingin menjadi bagian dari hari terpenting dalam kalender kota itu sejak dia masih kecil, dan menambahkan, "Saya bisa berpartisipasi jika saya laki-laki," lapor surat kabar Yomiuri.

Suzuki adalah wakil ketua kelompok yang menuntut agar perempuan diizinkan mengambil bagian dalam festival tersebut. Dia bermaksud menggunakan perannya dalam acara tersebut untuk mendoakan keselamatan keluarganya dan orang-orang yang terkena dampak Semenanjung Noto akibat gempa bumi.

Sumie Kawakami, seorang instruktur di Universitas Yamanashi Gakuin, yang berfokus pada isu-isu perempuan dan gender, mengatakan bahwa dia terkejut namun senang dengan keputusan kuil tersebut.

Kawakami menambahkan bahwa dia berharap ini akan menjadi langkah pertama agar perempuan diizinkan mengambil bagian dalam setiap hal dari perayaan tersebut.

"Saya sangat senang mendengarnya dan ini merupakan pertanda baik bahwa Jepang sedang bergerak maju, meski tentu saja hal ini sudah lama tertunda," kata Kawakami.

"Ada bidang kehidupan lain di Jepang di mana perempuan tidak diizinkan untuk berpartisipasi, seperti larangan perempuan masuk ke ring sumo 'dohyo', dan menurut saya agama Shinto cukup membatasi perempuan," tambahnya.

Akar dari Festival Hadaka Matsuri berawal dari masa ketika masyarakat lokal yang percaya takhayul ingin mendapatkan keberuntungan di tahun depan, terutama pada saat terjadi wabah penyakit dan terkena penyakit umum lainnya. Laki-laki setempat akan berkumpul di kuil di kota yang tadinya sepi itu pada pagi hari untuk memulai ritual hari itu.

Para pria hanya akan mengenakan cawat "fundoshi" putih dan bandana berwarna saat mereka berparade keliling kota, saling melempar ember berisi air dingin, meneguk sake agar tetap hangat, dan membawa kuil portabel di atas tiang bambu panjang yang dihiasi pita. Ketika orang-orang yang bersuka ria akhirnya sampai di kuil pada sore hari, mereka memanggil shin-otoko untuk muncul.

Menurut legenda setempat, pria terpilih akan menyendiri selama berhari-hari menjelang acara tersebut, dan menghabiskan waktu dalam doa. Pada hari festival, dia dicukur dari ujung kepala sampai ujung kaki, ditelanjangi, dan akhirnya dikirim ke kerumunan orang di sekitar kuil.

上一篇:29 Juta Turis Kunjungi Malaysia pada 2023, Indonesia Sumbang Berapa?
下一篇:NYALANG: Nyanyian Malaikat Kecil dari Rafah
相关文章